DLH Kota Balikpapan Berbagi Pengalaman Penanganan Sampah dengan Pemkot Parepare

DLH Balikpapan menyambut rombongan dari Pemerintah Kota Parepare yang dipimpin oleh Pj Wali Kota beserta beberapa pejabat terkait. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara kedua kota dan berbagi informasi serta pengalaman di bidang pemerintahan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari studi lapangan yang bertujuan untuk mempelajari cara pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kota Balikpapan.
Menurut Sudirman, DLH berfokus pada pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Sampah tersebut dikumpulkan di tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum akhirnya dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sebelum mencapai TPA, ada proses pengurangan sampah yang dilakukan di berbagai tingkatan.
Dalam setiap hari, Kota Balikpapan memproduksi sekitar 500 ton sampah. Berkat kerjasama masyarakat, jumlah ini dapat dikurangi sebanyak 120 ton. Namun, masih ada waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan sehingga kota ini bisa lebih bersih dan lebih ramah lingkungan.
Mencapai pengurangan ini membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat, termasuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dan bank sampah. Begitu juga dengan keikutsertaan berbagai komunitas yang peduli pada lingkungan, serta kerja sama dengan startup lokal seperti Ciros.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, rombongan Pemerintah Kota Parepare mempelajari tentang cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Menurut Sudirman, partisipasi dari berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat, telah sangat membantu dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang akhirnya berakhir di TPA.
PJ Wali Kota Parepare mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Balikpapan dalam pengelolaan TPA. Dengan harapan bahwa studi lapangan ini bisa menjadi inspirasi bagi Kota Parepare untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah mereka, terutama sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah Kota Parepare berencana menerapkan sistem serupa yang telah terbukti berhasil di kota ini. Dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan terkelola dengan baik untuk kesejahteraan warganya.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, kebiasaan memilah sampah masih belum optimal di tingkat rumah tangga. Banyak sampah organik dan non-organik yang masih tercampur, menyebabkan masalah lingkungan yang serius.
Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang cara yang benar untuk memilah sampah.
Menurut Sudirman Djayaleksana, Kepala DLH Kota Balikpapan, masih banyak warga yang belum terbiasa memilah sampah secara rutin. Hal ini menjadi tantangan utama dalam pengelolaan sampah di kota tersebut.
Banyak orang belum terbiasa memilah sampah, dan ini merupakan tantangan bagi kami. Kami hadapi tugas rumah yang besar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dengan benar.
Sudirman menekankan bahwa pemisahan sampah di rumah tangga tidak hanya membantu proses pengelolaan sampah oleh petugas kebersihan, tetapi juga membuka peluang ekonomi untuk masyarakat. Ini adalah manfaat ganda yang dapat kita capai jika kita semua berpartisipasi dalam memilah dan mengelola sampai dengan benar di rumah.